Sunday 28 April 2013

Teman-temanya hanya bisa melihat kelakuannya yang terasa berbeda dari biasanya. AC di ruangan kelasnya tak mampu menyejukkan suasana pagi itu. Roni menjadi pusat perhatian saat ini. Seluruh temannya melihat dan memperhatikan. Tampaknya mereka penasaran.
“Cepatlah ceritanya, Ron?” paksa seorang temannya yang sedang penasaran berat.
Satu demi satu suara bergerumpul dan menyatu menjadi tsunami bunyi yang keras.
“Stoppp!”
Ketua kelasnya menyela. Menghentikan gelombang bunyi yang dahsyat itu. Tatkala itu, suasana menjadi hening. Wajah mereka terlihat tenang. Tampaknya kehadiran Si ketua memberikan ruang untuk Roni beristirahat dan mengambil nafas lagi. Mata mereka semua terlihat lapar dan tajam. Roni mulai tenang. Sepertinya ia akan menjelaskan. Mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
“sebenarnya… Aku…” Ia mengatakan nya perlahan dan terpotong potong
“Yaa…” respon kelasnya penasaran
“Aku…”
“Ya.. Terus…”
Roni lalu mengambil nafas panjang. dan
“Aku tidak sempat nonton drama korea tadi malam wey, padahal aku sudah begadang menantikannya. Agar aku menjadi orang pertama yang nonton. Tapi aku malah ketiduran. Sial Sial Sial!!!”
Sentak Suasana kelas yang damai menjadi begitu mencekam bagi Roni. Tampaknya Roni menyadari perbuatannya yang bodoh dan membuat teman temannya kecewa. Ia berkeringat dingin dan tampak pucat. Ia berusaha keluar ruangan. Namun, salah satu temannya menutup dan mengunci semua jendela juga pintu. Ia hanya bisa menelan ludahnya. Dan Allahu’alam.
Terdengar suara gaduh dari ruang kelasnya. Ketepak Puk bang beng dar! Suara demi suara beruntun menghujam. Suara yang begitu tak sedap terdengar dari ruang kelas mereka. 5 menit waktu berlalu. Dan hasilnya, Wajah Roni seperti buah anggur yang besar. Banyak bentolan terdapat di wajahnya. Lalu orang luar menanyainya
“Yang besar itu dari mana kau dapat..?”
“Oh Yang ini..” Sambil menunjukkan benjolan di pipi kanannya yang begitu besar seperti kedondong.
“Ini kudapat dari Tinju naga Yamato (Ketua kelas)”
“Oh begitu ya. Kasian ya… Mau lagi nggak?”
“Haa… Maakasih”
Roni pingsan dan terlelap.